Juli 23, 2023 Credit Suisse PHK Lagi, Perbankan Diprediksi Masih akan Pangkas Karyawan dalam Lima Tahun ke Depan

Credit Suisse PHK Lagi, Perbankan Diprediksi Masih akan Pangkas Karyawan dalam Lima Tahun ke Depan

Perusahaan perbankan investasi Credit Suisse kembali mengumumkan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap lebih dari 40 karyawan di unit sekuritas China. Awal tahun ini, lembaga pemberi pinjaman itu juga telah melakukan pemangkasan terhadap 10 persen karyawannya di Eropa sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan imbas krisis likuiditas yang terjadi. Pengamat dan praktisi sustainable finance Rizky Wisnoentoro mengatakan, tren PHK di perbankan global kemungkinan belum akan berakhir tahun ini.

Adapun dirinya belum dapat menelaah alasan perusahaan asal Swiss tersebut memutuskan untuk mengurangi karyawan di unit sekuritas. "Terkait hal ini, tidak dapat digeneralisir, jadi ada baiknya kita menunggu klarifikasi resmi dari Credit Suisse. Khususnya untuk rumor mengenai layoff pada sayap bisnis mereka di China," katanya. Profil Justin Hubner: Pilar Pertahanan Timnas Indonesia yang Bikin Vietnam Nangis, Jepang Waspada

Timnas Indonesia Analisa Kekuatan Irak, Justin Hubner Sebut Skuad Garuda Berpeluang Raih Kemenangan Credit Suisse PHK Lagi, Perbankan Diprediksi Masih akan Pangkas Karyawan dalam Lima Tahun ke Depan Bangganya Wolverhampton Wanderers Lihat Justin Hubner Bela Timnas Indonesia di Piala Asia 2024

Idham Mase Kekeuh Cerai dengan Catherine Wilson, Kecewa Keket Tak Mundur dari Caleg, Rebutan Suara Halaman 3 Justin Hubner Bungkam Pihak pihak yang Meremehkan Timnas Indonesia di Piala Asia 2023 Perjudian Shin Tae yong Berbuah Manis, Justin Hubner Makin Nyetel di Timnas Indonesia

Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Pilpres 2024 1 Putaran, Prabowo Mengaku Sudah Tak Sabar Kerja Halaman 4 Kendati demikian, menurut Rizky, suku bunga tinggi masih berpotensi menjadi opsi yang akan diambil dan sekaligus berdampak secara global. Tekanan untuk mengurangi inflasi masih tetap akan menjadi faktor yang menuntut perhatian besar, khususnya di industri keuangan global.

"Namun saya pribadi berharap, semoga penerapannya di paruh kedua tahun ini ataupun di tahun depan akan lebih 'ramah pasar', sehingga dampaknya dapat lebih sustainable," tutur dia. Sementara untuk perbankan di Indonesia, dirinya masih positif berharap situasi akan stabil dan tetap kondusif, di mana yang akan semakin menuntut perhatian ialah fokus terhadap fee based income dan dana murah. "Untuk obyek obyek bisnis yang lebih berdampak secara ekosistem. Baik itu kepada ekosistem sosial ekonomi, maupun ekosistem lingkungan hidup secara ekologis," pungkas Rizky.

Diberitakan sebelumnya, menurut sebuah sumber, pemangkasan karyawan di unit sekuritas Credit Suisse bertujuan untuk menekan biaya operasional di perusahaan patungannya. “Langkah ini bertujuan untuk lebih memperketat pengeluaran di perusahaan patungan karena Credit Suisse berusaha membendung kerugian,” kata sumber tersebut. Usaha patungan tersebut membukukan kerugian bersih sebesar 254,5 juta yuan atau sekitar 35,27 juta dolar AS pada 2022, menurut laporan tahunannya.

Adapun PHK tersebut juga dilakukan karena Credit Suisse dan mitra usaha patungannya, Founder Securities, menjual unit tersebut dan terlibat dengan pembeli potensial seperti Citigroup. Di sisi lain, UBS berencana untuk melepaskan holding setelah merger karena terikat oleh peraturan China untuk memiliki kendali tidak lebih dari satu usaha patungan sekuritas. Meski demikian, UBS harus menyelamatkan saingannya yang dilanda krisis lintas kota awal tahun ini.

Awal tahun ini, lembaga pemberi pinjaman itu juga telah melakukan pemangkasan terhadap 10 persen karyawannya di Eropa sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan imbas krisis likuiditas yang terjadi. Krisis likuiditas mulai dialami oleh Credit Suisse sejak Oktober tahun lalu, tepatnya setelah bank sentral kompak menyerukan langkah hawkish dengan mengerek naik suku bunga acuan ke level tertinggi. Meski kenaikan suku bunga dianggap sebagai cara paling efektif untuk menyeimbangkan harga dan membuat laju inflasi melandai, tetapi kenaikan suku bunga yang dilakukan bank sentral seperti The Fed hingga European Central Bank (ECB) telah memicu penurunan laba pada sejumlah perbankan di global termasuk Credit Suisse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *