Contoh khutbah Jumat tentang cara peduli lingkungan dan menjaga kelestariannya. Naskah khutbah Jumat dalam artikel ini berkaitan dengan masalah lingkungan yang akhir akhir ini melanda di sejumlah daerah. Dalam khutbah Jumat tentang peduli lingkungan ini, ditekankan sebagai warga negara hendaknya menumbuhkan kesadaran mencintai alam serta lingkungan sekitar.
Khotib dapat menyampaikan tentang menjaga lingkungan dan kelestariannya sehingga juga dapat dinikmati di masa depan. Adapun contoh teks khutbah Jumat bertema cinta lingkungan ini dapat dibacakan ketika khutbah salat Jumat pada hari ini, Jumat (25/8/2023). Berikut contoh khutbah jumat cara peduli lingkungan, melansir dari laman Menlhk , berikut ini.
Krisis Pegawai, 2 Tenaga Metrologi Gianyar Untuk 20 Ribuan Timbangan dan 29 SPBU Dibuka Kembali! Begini Cara Daftar Beasiswa Gojek 2024 untuk Anak Mitra SKOR Akhir Laga Pamungkas Grup Y Liga 2, Naga Gamalama Bisa Gagalkan Deltras ke Liga 1 Musim Depan
DEAL Resmi Hari TERAKHIR Transfer LIGA INGGRIS: Newcastle 5 Pemain, MU 9, Chelsea 8, Luton 10 Tabel Pinjaman BRI NON KUR dan KUR, Pinjam Umum Rp 10 Juta Cicilan Mulai Rp 280 Ribu Begini Pendapat DPRD Pekanbaru Terkait Peran Polisi RW untuk Pemilu 2024
Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Pilpres 2024 1 Putaran, Prabowo Mengaku Sudah Tak Sabar Kerja Halaman 4 Pertama tama marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah menghiasi dunia ini dengan hutan dan pepohonan, tanaman dan mata air, satwa liar dan binatang ternak. Begitu juga Allah anugrahkan kekayaan bumi serta isinya yang membuat manusia beserta makhluk lain nya bisa hidup dan saling mengasihi karena sebaik baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada manusia lainnya.
Rasulullah saw bersabda: “Orang – orang yang penuh kasih sayang (di muka bumi) akan disayangi oleh Allah yang maha Penyayang. Kasihanilah makhluk yang di bumi, maka kalian akan dikasihani yang di langit. (HR. Tirmidzi) Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda: “Sebaik baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lainnya.” Sholawat dan salam semoga tercurah atas junjungan Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya yang telah memberikan contoh dan teladan bagi kehidupan ummat manusia menuju jalan cahaya yang terang benderang. Kemudian marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, sebagai upaya memperoleh kebahagiaan yang abadi dan kebaikan yang hakiki di dunia dan akhirat. Amin ya Robbal ‘alamin. Sejak Prof. Max Muller menyampaikan kuliahnya di Wesmisnter Abbey (Inggris), di hadapan kaum missionaris (delegasi agamawan) bulan Desember 1873, lahirlah pengertiaan umum bahwa enam agama besar di dunia dapat digolongkan kepada agama dakwah dan agama non dakwah.
Untuk agama non dakwah adalah yahudi, brahma dan zoroaster. Sedangkan agama dakwah adalah budha, kristen dan Islam. Pengertian agama dakwah menurut ajaran Islam adalah usaha menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang orang yang belum mempercayainya sebagai tugas suci yang diperintahkan agama.
Semangat memperjuangkan kebenaran itulah yang tak kunjung padam dari jiwa para penganutnya sehingga kebenaran itu terwujud dalam pikiran, kata kata dan perbuatan. Semangat yang mendorong mereka untuk terus baramal sholih dan berkontribusi kemanfaatan sampai berhasil menanamkan nilai kebenaran Islam ke dalam jiwa setiap orang sehingga apa yang diyakini sebagai kebenaran diterima oleh seluruh umat manusia. Bagi kita umat Islam, semangat memperjuangkan agama Islam yang kita yakini kebenarannya telah memberikan inspirasi dan stimulan untuk menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia di manapun mereka berada. Jauh sebelum dialog Prof. Max Muller tersebut, pada abad ke tujuh telah diserukan dakwah kepada penduduk arabia oleh seorang Rasul yang bernama Muhammad saw.
Di bawah panji panjinya, suku suku arab yang bercerai berai di kala itu berubah menjadi satu bangsa yang kuat. Dengan getaran jiwa yang baru dan dengan semangat daya juang yang besar, laksana kekuatan gaib menggerakan pasukan kaum muslimin. Mereka maju ke tiga benua merebut kemenangan demi kemenangan; Syiria, Palestina, Mesir, Afrika Utara dan Persia, adalah negara negara yang pertama takluk dan menjadi jalan penaklukan ke Barat sampai Spanyol dan ke timur di India.
Para pejuang kaum muslimin, pelanjut risalah dakwah Rasulullah saw, pada kira kira seabad setelah wafatnya Rasulullah saw telah menjadi penguasa suatu imperium (kekhalifahan) yang malah lebih besar dari pada imperium romawi pada masa puncak kejayaannya. Meskipun pada tahun tahun berikutnya imperium raksasa ini terpecah dan kekuatan politiknya menurun. Namun kemenangan spiritualitasnya tetap berlanjut tak terputus. Ekspansi Dakwah Islam yang cepat meluas tersebut, dalam semangat perjuangannya untuk membangun peradaban manusia tetap memperhatikan lingkungan alam.
Dalam Al Mausuah AlFiqhiyah dijelaskan: “(saat perang berkecamuk) tidak boleh membunuh perempuan, anak anak, orang gila, membunuh orang tua, membunuh hewan kecuali untuk dimakan dan menebang serta membakar pohon, dan membunuh petani yang tidak ikut berperang. Dalam sebuah hadits Riwayat Ahmad, Nabi saw bersabda: “Barangsiapa membunuh anak kecil atau orang tua atau membakar pohon kurma atau memotong pohon berbuah atau menyembelih kambing untuk diambil kulitnya, maka ia tidak akan kembali dalam keadaan dicukupkan rezekinya.” “Barang siapa menghidupkan tanah yang mati, maka baginya pahala. Apa yang dimakan oleh binatang darinya, maka itu baginya pahala sedekah,” ) HR. An Nasai, Ibnu Hibban dan Ahmad)
Islam sebagai agama dakwah, mengajarkan manusia tentang lingkungan yang bersih, indah dan sehat sebagai ciri masyarakat beradab dan maju. Nabi Muhammad saw tidak melulu mengajarkan ritual keagamaan. Dalam beberapa kesempatan, beliau juga mengingatkan para sahabat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Jika lingkungan rusak, maka manusia juga yang akan menanggung dampaknya. Karena bagaimana pun, manusia dan lingkungan dengan segala aspeknya yang berbeda beda itu saling terkait dan saling membutuhkan. Sebagaimana firman Allah dalam al Qur’an, ayat : 41 42.
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar Rum 30:41) Dalam ayat ini diterangkan bahwa telah terjadi al fasad di daratan dan lautan. Al Fasad adalah segala bentuk pelanggaran atas sistem atau hukum yang dibuat Allah, yang diterjemahkan dengan "perusakan". Perusakan itu bisa berupa pencemaran alam sehingga tidak layak lagi didiami, atau bahkan penghancuran alam sehingga tidak bisa lagi dimanfaatkan.
Di daratan, misalnya, degradasi hutan dan lahan serta punahnya flora dan fauna. Hadirin rahimakumullah, sidang jum’at yang berbahagia. Dalam salah satu hadits shahih, Rasulullah saw menjelskan kepada kita ruang lingkup keimanan “Iman itu ada 60 lebih (atau 70 sekian) cabang. Iman yang paling utama adalah [ucapan] Laa ilaaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, sedangkan malu termasuk cabang dari iman.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits nabi tersebut mempertegas bahwa jika kita mendapati kondisi lingkungan yang tidak aman dan tidak nyaman, karena ada gangguan termasuk di dalamnya apa saja yang membahayakan ada di sekitar kita, maka segera harus kita perbaiki. Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, aman dan nyaman, apakah itu lingkungan sosial atau lingkungan alam adalah bagian dari tuntutan dakwah Islam. Islam adalah agama dakwah yang bermaksud membawa keselamatan dan kemaslahatan hidup umat manusia secara keseluruhan baik duniawi dan ukhrawi.
"Ya Tuhan kami, berilah kami di dunia dan minta di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". (QS. Al Baqarah 2: 201) Namun demikian semua itu terpulang kepada mereka jua, apakah akan memilih jalan yang membawa keselamatan dan kemaslahatan hidup mereka atau memilih jalan lain. Secara etimologi kata “dakwah” berakar kata da’a yad’u da’watan, ( اَعَد – ً – وُعْدَي ةَوْعَد ) yang artinya ”Mengajak” Atau ”Menyeru”. Sedangkan secara istilah, dakwah adalah
"membimbing, menyampaikan dakwah, dan ceramah di masjid di mana hakikat dakwah adalah perkataan, perbuatan, dan perilaku dengan tempat yang beragam, meliputi sekolah, kampus, kantor, pasar, dan tempat lain dengan berbagai macam tujuan di mana seorang muslim memiliki akidah, hukum dan akhlak." (Syaikh Ahmad Muhammad Jamal) Adapun Menurut Sheikh Ali Mahfouzh dakwah adalah: Mendorong orang untuk berbuat baik, membimbing, memerintahkan yang baik dan melarang apa yang salah, sehingga mereka bisa mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat
Sedangkan Muhammad Khidr Husain dalam bukunya “al Dakwah ilal Ishlah” mengatakan, dakwah adalah upaya untuk memotifasi orang agar berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan amr ma’ruf nahi munkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Terakhir menurut Nasrudin Latif, dakwah adalah setiap usaha aktifitas lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainya untuk beriman dan menaati Allah SWT sesuai dengan garis garis aqidah dan syariat serta akhlak Islamiyah. Jika pengertian dakwah begitu luas, tidak hanya mencakup aspek ibadah mahdlah, tapi juga memuat aspek ibadah sosial, maka kita dapat katakan bahwa lingkungan adalah juga merupakan bagian dari objek dakwah yang harus mendapat porsi yang tidak kurang besarnya dari porsi dakwah di bidang lain.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Allah berfirman “Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu yang menurut ukuran. Dan kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan keperluan hidup. Dan (Kami menciptakan pula) makhluk makhluk yang kamu sekali kali bukan pemberi rizeki kepadanya”.( QS. Al Hijr 15: 19 20 )
Untuk itu para hadirin sekalian, perlu kiranya kita tumbuhkan kesadaran mencintai alam serta lingkungan sekitar agar alam dan lingkungan dapat memberi apa yang kita butuhkan darinya secara berkesinambungan dan pada saat yang sama tetap lestari serta terpelihara. Bila kita bertaubat kemudian diiringi dengan amal sholeh dalam konteks ini yaitu memakmurkan dan memelihara alam, maka Insya Allah alam nan indah ini akan terjaga kelestariannya sehingga apa yang kita nikmati saat ini juga akan dinikmati oleh anak cucu kita dikemudian hari karena alam nan indah ini adalah titipan anak cucu kita bukan warisan dari nenek moyang. Oleh karena itu seyogyanya kita mewariskan mata air bukan air mata.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.